Senin, 20 Maret 2017
“Rindu itu apa?” tanyaku pada
seseorang yang terabaikan. Ia bergeming, lalu duduk mendekap lutut. Rindu,
segetir itukah?
“Rindu itu apa?” tanyaku pada
seseorang yang kesepian. Ia diam, lantas menyudut di tepi dinding kusam. Rindu,
sedingin itukah?
“Rindu itu apa?” tanyaku pada
seseorang yang ditinggalkan. Ia membuang muka, lantas beringsut menjauh. Rindu,
seperih itukah?
“Rindu itu apa?” tanyaku pada
seseorang yang patah hati. Ia tercekat, lalu embun mulai jatuh dari kelopak
matanya. Rindu, sepedih itukah?
“Rindu itu apa?” tanyaku pada
seseorang yang sedang mencintai diam-diam. Ia bersimpuh, lalu bergumam
memanjatkan doa-doa. Rindu, sehening itukah?
Inikah rindu? Aku pun tak tahu. Rintik-rintik
air yang turun dari langit siang ini seolah memberikan jawaban dan melengkapi
pertanyaanku. Angin semilir yang membelai kulitku mencoba memberikan rasa
apakah itu rindu. Teduhnya langit pun redupnya awan memberikan isyarat akan
kerinduan yang tengah mengangkasa. Ia memberikan jalan untuk mengerti arti
rindu dan anganku pun melayang jauh ke tempat teman-teman, adik-adik,
kakak-kakak kini berada. Ya, Pare, di Al Fitrah Course.
Pertama kali kusampai di Girl
Camp disambut hangat oleh Miss Leny beserta kawan-kawan nan ramah, di
penghujung tahun lalu tepatnya 8 Desember 2016. Aku kian merasa kecil mendengar
percakapan mereka menggunakan bahasa Inggris, dan aku tidak mengerti sama
sekali. Tetapi tidak membuatku patah semangat, namun sebaliknya tekadku semakin
membuncah untuk mengerti dan belajar setidaknya bisa menjawab dan mengerti apa
yang mereka sampaikan padaku.
Hari pertama pembelajaran pun
dimulai. Para senor membagi member-member baru untuk tahap wawancara dan mengklasifikasikan
kelas. Sampailah giliranku untuk diwawancarai. Dia yang mewawancariku, lelaki
berkulit putih, sedikit ikal rambutnya, tatapan matanya yang penuh kasih namun
tajam mengisyaratkan sikap kedewasaannya, gerak tubuhnya luwes bak penari,
senyumnya yang selalu dirindu. Dia meminta untuk mengeja namaku dengan bahasa
Inggris, dan aku tidak mengerti pun tidak bisa, sungguh malu aku berkaca. Dan akhirnya,
aku dikelompokkan ke level Beginner. Tentu saja bukan hanya karena hasil wawancaraku
yang mungkin nol, dan aku yakin ada pertimbangan lain yang sangat bijak untukku
saat itu. Dan aku tahu itu.
Teman-teman di beginner sebagian
besar berasal dari SMP Makassar. Tetapi aku punya dua teman yang kukira
seumuran denganku. Echa Qurniawati dari Sidoarjo dan Feby dari Bima. Kami selalu
bersama untuk berbagai hal dan kami ditempatkan sekamar bersama Aufa dari
Semarang. Hanya saja Aufa berada di level Intermediate. Echa berencana
mengambil program tiga bulan, sama denganku. Sementara Feby dan Aufa hanya satu
bulan karena waktu mengikat mereka untuk kuliah dan kerja.
Sebagian Kecil Siswa-siswa Program Holiday dari Makassar |
Kelas Beginner bersama Siswa-siswi SMP dari Makassar |
Belajar bersama Alam di Lapangan Kampung Inggris dengan Mr. Rio dari Riau |
Hari-hari kami lalu bersama. Kemanapun
kami pergi, kami selalu berdiskusi berempat, seperti rencana-rencana hari libur
yang akan kami lalui, ke Taman Kilisuci, Candi Surowono, Gua Surowono, Simpang Lima Gumul,
hingga ke Malang berempat. Tidak hanya itu, kami pun bersepakat untuk mengambil
kelas lain di luar jadwal yang diberikan Al Fitrah Course. Kami menyepakati itu
karena semangat belajar dan keinginan kami untuk bisa segera berbicara bahasa Inggris
seperti senor-senor ucapkan setiap waktunya. Tetapi itu tidak berlangsung lama.
Feby sejak awal ia fokus dengan program dari Al Fitrah karena ia tidak bisa
mendua. Aufa, ia memberikan perhatian pada kelas TOEFL. Sementara aku dan Echa,
kami mencoba mengambil kelas speaking dan itu hanya bertahan 3 kali pertemuan. Kami
merasa ini tidak tepat. Bukan karena kelasnya, biayanya, tutornya, ataupun alasan
lainnya. Tidak tepat karena kami pikir kelas speaking tahap awal harus memiliki
teman yang cukup banyak, sementara kelas kami kelas privat hanya aku dan Echa. Akhirnya
kami kembali fokus pada program dari Al Fitrah Course.
Lokasi: Taman Kilisuci Pare |
Lokasi: Bibir Gua Surowono, Kediri |
Lokasi: Candi Surowono, Kediri |
Kelas Memorize Real English |
Kelas Memorize Real English |
- Lelaki yang senyumnya
selalu dirindu, yang sangat mirip dengan artis pujaan remaja-remaja Indonesia,
dia Rizqii Nur Putra Adinata dari Bekasi.
- Tutor yang memiliki
penampilan cool, yang suka bikin vlog, youtuber Kampung Inggris, yang suka
dipanggil Mark, dia Firmansyah Nur Rohman Achmad dari Kalimantan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar