Minggu, 26 Maret 2017

Saat Rembulan kian Meninggi dan Bercahaya

Ahad, 26 Maret 2017

Hai kawan, hidup memang demikian. Selalu saja rumput tetangga terlihat lebih hijau dari pada rumput di halaman sendiri. Sejatinya apa yang kau miliki kali ini, adalah yang ingin mereka miliki pula. Yeah...

Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, ternyata mereka hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah.

Aku melihat hidup temanku tak ada duka dan kepedihan, ternyata mereka hanya pandai menutupi dengan mensyukuri.

Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, ternyata mereka hanya berbahagia menjadi apa adanya.

Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, ternyata mereka begitu menikmati ujian dalam kehidupannya.

Jumat, 24 Maret 2017

Kebeningan Sebongkah Hati

Jumat, 24 Maret 2017

Seorang bijak mengatakan bahwa orang yang kau temui, buku yang kau baca, situasi dan kondisi yang kau lewati dalam perjalanan hidup bukanlah sebuah kebetulan. Tuhan gariskan itu untuk kita, sekecil apapun itu tidak ada yang sia-sia dan itu akan membentuk karaktermu. Begitu pula keberadaanku di Pare, tepatnya di Al Fitrah, bukan di tempat kursus yang lain. Aku bertemu dengan orang-orang luar biasa, situasi dan kondisi yang banyak mengajarkanku tentang banyak hal, buku-buku yang membuatku begitu merasa kecilnya aku. Lembaran-lembaran hidup itu menambah semangat dan syukurku untuk terus lebih baik dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, dari setiap nafas yang kuhembuskan dengan cintaNya.

Echa Qurniawati, dia berasal dari Sidoarjo, teman seperiode denganku. Aku lebih dulu dua hari dari dia datang ke Al Fitrah. Jumpa pertama dengannya aku terkesima, terpesona, ternganga, berdegup cukup kencang jantungku. Dia begitu sangat mirip dengan Ibuku di kampus. Paras wajahnya, cara dia berbicara, terkadang cara dia berpakaian, dan lainnya. Aku hanya terus berucap takjub Allah mengirimkan teman seperti dia. Dan itu membuatku semakin rindu dengan beliau, Ibu yang tiada duanya. Ibu yang mengajarkanku tentang banyak hal. Beliau sosok ibu yang banyak memberikan pembelajaran berharga dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah, akademik maupun nonakademik. Beliau yang dengan sabar, telaten,

Senin, 20 Maret 2017

Hujan Siang Hari

Senin, 20 Maret 2017

“Rindu itu apa?” tanyaku pada seseorang yang terabaikan. Ia bergeming, lalu duduk mendekap lutut. Rindu, segetir itukah?

“Rindu itu apa?” tanyaku pada seseorang yang kesepian. Ia diam, lantas menyudut di tepi dinding kusam. Rindu, sedingin itukah?

“Rindu itu apa?” tanyaku pada seseorang yang ditinggalkan. Ia membuang muka, lantas beringsut menjauh. Rindu, seperih itukah?

“Rindu itu apa?” tanyaku pada seseorang yang patah hati. Ia tercekat, lalu embun mulai jatuh dari kelopak matanya. Rindu, sepedih itukah?

Minggu, 19 Maret 2017

Lelaki Misterius

Ahad, 19 Maret 2017

Perjalanan semalaman di kereta dari Tegal menuju Kediri membuatku sedikit tidak nyaman karena ngantuk. Selalu waspada alih-alih kali pertama pergi seorang diri membawa barang cukup banyak. Tepat jam 06.50 pagi sampailah keretaku Majapahit di stasiun tujuan, Kediri. Pak Syamsul, orang yang bertugas menjemputku pun telah menunggu di pintu keluar. Kami bersalaman dan langsung menuju Kampung Inggris, tepatnya di Al Fitrah Course.

Pagi itu, begitu segar setelah semalaman begitu penat dan ngantuk tapi tak dapat memejamkan mata. Udara sepanjang jalan bak perawan desa tengah mandi di sungai yang mengalir jernih, dan itu membuatku begitu menikmatinya dan menambah semangat kian menggebu. Sesekali kami, aku bersama Pak Syamsul, bertukar cerita mengenai Jawa Timur, khususnya Kediri. Kusampaikan ini kali pertama aku pergi ke Pare seorang diri dan Pak Syamsul bercerita tentang Kediri seolah ia tour guide bagi wisatawan, ya aku. Ia pun menunjukkan bangunan bersejarah dan kebanggaan kota Kediri, yaitu Simpang Lima Gumul.


Simpang Lima Gumul, Monumen Kediri rasa Paris.... Monumen penuh Kenangan

Satu jam perjalanan dengan sepeda motor tidak begitu terasa karena Kediri

Jumat, 17 Maret 2017

Perjalanan ke Kampung Inggris

Jumat, 17 Maret 2017

Sudah dua hari aku kembali ke kampung halaman setelah beberapa bulan menemukan keluarga baru di seberang kota, ya, Kediri, Pare Kampung Inggris tepatnya. Aura kehangatan kasih bersama mereka masih begitu melekat seakan aku tak ingin lepas dari mereka. Tetapi apalah daya, hidup harus terus berlanjut untuk menemukan hal baru, ilmu baru, dan kewajiban serta tugas-tugas baru.

Sejatinya keinginan untuk mencari pengalaman di Pare sejak mulai menginjak kuliah pada semester 1 lalu dari tingkat sarjana, 8 tahun yang lalu. Tapi lagi-lagi karena kesibukan dengan tugas-tugas yang saling berkejaran, hamdanlillah, Allah berinya kesempatan di penghujung tahun 2016 hingga awal 2017 ini.

Terkadang ada perasaan, “ah rasanya aku cukup terlambat untuk belajar ke Kampung Inggris,