Senin, 24 Oktober 2011

Menyapa-Nya

Hidup di dunia hanyalah sementara. Yach, sementara. Sementara dalam sebuah perjalanan panjang menuju tempatNya. TempatNya yang Maha Lembut dan Cinta. Menuju tempatnya yang indah dan damai. Ada pepatah "berakit-rakit dahulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian." Dunia yang penuh dengan fatamorgana, dunia yang penuh dengan tipu daya, dunia yang penuh dengan uji coba.

Siapa dapat bertahan di dunia dalam jalanNya, niscaya kebahagiaan pula ditempatNya kelak. Perjalanan hidup di dunia tentu dinamis dan segalanya berpasangan. Ada langit ada bumi, ada siang ada malam, ada suami ada isteri, ada adik ada kakak, ada baik ada buruk, ada kaya ada miskin, ada jatuh ada bangun, dls.
Perjalanan itu akan terus berputar, berputar, dan berputar seperti roda, seperti globe, seperti bola. Ada saatnya berada di atas, ada saatnya berada di bawah, terkadang pula di tengah. Namun ada satu hadits Nabi SAW "jika engkau ingin berkembang, maka hijrahlah." Banyak penafsiran dari hadits tersebut. Hijrah dari satu tempat ke tempat lain, hijrah dari kejahiliyahan ke intelektualan, hijrah dari pemikiran kolot ke pemikiran modern dan terbuka, dls.

Terkadang harus pula menengok ke belakang, terkadang menatap lurus apa yang ada di depan. Sesuatu yang telah berlalu adalah pengalaman dan pembelajaran agar menjadi lebih baik untuk sekarang dan di masa depan. Namun terkadang terlena, terlena dengan kenikmatan sesaat yang sedang di dapat. Lupa akan tujuan menuju tempatNya. Lupa akan siapa dirinya.

Ada satu pepatah lagi, "Siapa tidak mengenal dirinya, maka ia tidak mengenal tuhannya." Astaghfirullah.... semoga kita selalu dalam bimbingan, ridho, nafas, dan cintaNya. Apapun yang Ia berikan, entah berupa cobaan, ujian, teguran, tentu hanyalah yang bersangkutan dan Dia yang Maha Tahu serta Maha Cinta yang tahu. Ia memberikan sesuatu yang terbaik, tepat, dan tepat pada waktunya.

Namun itulah manusia, futhur terkadang menjalar dan merasuk dalam jiwa. Saat ia telah hadir, segeralah bangun dari mimpi buruk itu. Semangat, semangat, semangat.

Aku yakin dan percaya, suatu saat dan pasti. Aku bisa mempunyai sayap, seperti mereka. Sayap yang lebar membentang. Dengan sayap itu, aku bisa melindungi apa dan siapapun dari panas dan hujan. Memberi mereka kehangatan, memberi mereka kedamaian, memberi mereka satu rasa: Cinta.

Biarkan mereka melihatku jatuh bangun kali ini
Biarkan mereka melihatku menangis kali ini
Biarkan....

Iba kah mereka melihatku?
Kasihan kah mereka melihatku?
Mencemooh kah mereka melihatku?
Mencibir kah mereka melihatku?
Menolong kah mereka melihatku?

Tidakkah mereka merasa, atau pernah kah mereka bermimpi walau hanya seketika berada ditempatku dengan membayangkan pahit itu berlalu?
Mungkinkah mereka merasakan ketika berhadapan dengan satu kata menyesakkan?

Apalah peduli mereka?
Kisah itu masih panjang

Kupu-kupu ketika mereka sudah dapat terbang dengan lincah, sungguh terlihat indah dan cantik. Namun janganlah lupa asal mereka dari ulat, kepompong, kupu-kupu. Metamorfosis yang manakah yang paling lama? Berapa usia ulat untuk menjadi kepompong? Berapa usia kepompong untuk menjadi kupu-kupu? berapa rata-rata usia kupu-kupu bertahan hidup?

Yang paling sedikit usianya adalah masa hidup ketika telah menjadi kupu-kupu. Ia telah menjadi sesempurna penciptaan, yang telah melewati perjuangan dan pengorbanan yang sedemikian rupa terjal. Kita tidak akan menjadi kupu-kupu jika tidak mau melewati fase ulat, atau pun kepompong.

Allah tidak akan memberikan beban dan ujian melewati batas kemampuan hambaNya. Yakinlah! Ketika itu telah mencapai puncaknya, sungguh kenikmatan akan sangat terasa luas. Pertolongan akan datang dari berbagai sudut yang tidak disangka-sangka.

So, Keep Fight n SmiLe! Oke? ^_^

* Tetapkanlah aku dalam cintaMu selalu, wahai sang Maha Cinta

2 komentar: