Sabtu, 31 Januari 2015

Peran Penting Insan


Sudah hampir satu tahun, blog cantik ini tidak menyajikan hal baru, tulisan baru, cerita baru. Berbagai kesibukan telah menyita waktu dan kesempatan walau hanya sekedar untuk cuap-cuap.
Awal tahun 2015 tepatnya di akhir bulan Januari ini, ada dan banyak hal baru meski tak kalah banyak juga hal-hal yang tak ada perubahan alias sama saja dengan tahun dan bulan-bulan sebelumnya.
Januari 2015 ini seperti dejavu. Ya, dejavu ke tahun 2012 dulu, saat diri disibukkan dengan data-data penelitian untuk menyelesaikan pendidikan strata 1 alias sarjana. Hingga akhirnya
Juni yudisium pun berlangsung dan wisuda di bulan Oktober ceria.

Jeda hampir satu tahun tidak beraktivitas sebagaimana mahasiswa tetapi berbalik, mengajar mahasiswa, tepatnya belajar mengajar mahasiswa (yang dulu-dulu hanya mengajar siswa SMA, SMP, SD, bahkan TK dan PAUD). Ya, dan akhirnya hamdanlillah di September 2013 kembali berstatus mahasiswa, yeee yeee yeee, di universitas yang sama universitas tercinta UM The Learning University, eits, tunggu dulu, tapi kali ini menjadi mahasiswa pascasarjana. :-D

Lingkungan, kewajiban, dan pola pikir ditata lebih kritis dan bijaksana serta bertanggung jawab. Belajar mengajar mahasiswa , belajar jadi pegawai yang baik tepatnya asisten pribadi, dan menjadi mahasiswa yang baik pula. Baik dalam berbagai hal menuntut kondisi fisik dan psikis tetap prima. Di tambah di lain tempat pun harus jadi santri yang baik, pengurus yang baik, ustadzah yang baik, anak angkat yang baik, kakak yang baik, dan putri yang bisa membanggakan Abah dan Mimih.
Ya, tuntutan dari berbagai peran dalam satu masa itu sangat menguras tenaga khususnya kinerja otak. Bahkan ketika saatnya bertambah peran ketika calon pendamping hampir mendekat, harus menjadi calon istri yang baik dan calon menantu yang baik.

Hamdanlillah, diberiNya peran yang begitu lengkap dan kompleks membuat diri setiap detik bersyukur dan berdzikir untuk selalu dekat dengan sang penggenggam qolbu, meski sering juga sesak dada karena kelebihan ‘muatan’.

 Ah, tapi tidak juga. Wahyu dalam firmanNya 'Allah tidak akan memberikan tangung jawab, ujian, cobaan, melebihi batas kemampuan hambaNya.' (kalau tidak salah bekisar itu redaksinya). Ya, tentu dan pasti kita dianggapNya mampu untuk satu titik itu dan Ia menyediakan beribu-ribu jalan dan solusi cintaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar